Mbah Surip Keramas Pakai Shampo Kucing

Siapa yang tak kenal gendongan Mbah Surip. Tapi apakah Anda tahu mengenai filosofi namanya serta cara simbah yang satu ini merawat rambut gimbalnya?Berikut ini liputannya.

Nama aslinya Urip Ariyanto. Namun, mengapa kini ia dikenal sebagai Surip? Menurut si empunya nama, “S” adalah hasil penemuannya saat mendalami filsafat.“Ada semacam rumusan yang membuat huruf 'S' tiba-tiba menempel di nama saya. Itu saya selidiki saat belajar filsafat. Huruf “S” juga simbol bahwa saya belajar salah, bukan belajar dari kesalahan. Kalau belajar benar kan gampang,” katanya.
Mbah Surip menambahkan, “Di lain hal, 'S' itu adalah embrio ikatan antara perempuan dan laki-laki.” Paham?

Ya begitulah Mbah Surip, pemilik hit "Tak Gendong", yang mengaku pernah kuliah di dua universitas di Surabaya pada waktu berbarengan, yakni di Universitas Sunan Giri (Unsuri) dan Universitas Kristen Petra. Di Universitas Petra, dia mengambil jurusan Geologi dan lulus dengan titel insinyur pertambangan.

Mbah Surip juga mengaku pernah bekerja di Texas dan California, AS. “Saya bekerja di sebuah perusahaan pengeboran minyak di AS selama 6 tahun 9 bulan. Terakhir di AS tahun 1986,” katanya.
Mbah Surip juga mengaku pernah kerja di Yordania dan Kanada. Dia mengaku punya gelar drs, Ir, dan MBA.

Kendati mendapatkan gaji layak, Mbah Surip merasa gelisah. “Waktu itu, saya merasa hidup saya tidak ada yang salah, hidup saya rasanya sepi. Lalu, saya ingin belajar dari hal-hal yang salah. Akhirnya, antara 1996 dan 1997, saya memutuskan jadi seniman,” ujarnya.
Mbah Surip pun kembali ke Jakarta dan bergabung dengan beberapa komunitas seni, seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan TIM.

Soal belajar salah, Si Mbah memberi contoh. “Rambutku ini sudah bagus, panjang. Tapi malah tak iket-iket. Orang lain lihatnya aku salah. Rambutku digimbal dari tahun 1985 atau sudah melampaui lima presiden, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY,” katanya disusul tawa keras.

Untuk mempertahankan rambutnya itu, Mbah Surip melakukan perawatan khusus. “Seperti orang kebanyakan, dia juga rajin cuci rambut. Tapi, samponya sampo untuk kucing Anggora,” ungkap asisten Mbah Surip, Farid (26), dengan mimik serius.

Menurut Mbah Surip, jika ingin bahagia, orang harus memilih profesi berdasarkan minat dan keahliannya. “Pada dasarnya saya memang senang bergaul dan bicara soal seni,” katanya.

Namun, Mbah Surip menolak menjelaskan kehidupan pribadinya. Soal tanggal lahir saja, Si Mbah merahasiakannya. Farid yang tinggal serumah dengan Mbah Surip di Kampung Artis, Cipayung, Jakarta Timur, juga tak tahu tahun kelahiran Mbah Surip. “Kalau lihat KTP-nya, dia lahir tanggal 6 Mei tahun 1969,” ujar Farid disusul tawa. Kabarnya, Mbah Surip lahir tahun 1949.

Mbah Surip juga enggan membicarakan keluarga. Farid mengatakan, setahunya, Mbah Surip punya empat anak dan empat cucu. Mereka tinggal di kota asal Mbah Surip yakni di Mojokerto, Jawa Timur. Namun, soal istri, Farid tak tahu-menahu.

“Pokoknya, status Mbah Surip sekarang jomblo,” kata Farid. Yang pasti, Mbah Surip punya banyak anak didik di Kampung Artis, termasuk Farid. Cara Si Mbah mengajar cukup unik. “Kita (anak-anak didiknya) cukup melihat cara dia dalam berkarya,” ujar Farid.

Di situs jejaring sosial Facebook, ajakan menjadi fans Mbah Surip sudah lama muncul. Namun, dalam dua hari terakhir, jumlahnya melonjak cukup tinggi. Jika pada Selasa (30/6) jumlah fans Mbah Surip sekitar 44.000 orang, pada Kamis (2/7) malam, Mbah Surip telah "menggendong" 65.000 pemilik akun Facebook.(sumber: Kompas)

Siapa mau digendong Mbak eh mbah Surip :D